Berperan Penting Melawan Radikal Bebas Dalam Tubuh, Apa Itu Antioksidan?
Tubuh melakukan proses oksidasi yang kemudian menghasilkan bahan kimia yang tidak stabil atau yang dikenal sebagai radikal bebas. Apabila kadar radikal bebas dalam tubuh terlalu tinggi dapat membahayakan kondisi tubuh karena bisa menyebabkan beberapa penyakit. Karena itu, tubuh memerlukan sebuah pertahanan dari radikal bebas bernama antioksidan. Lantas, apa itu antioksidan?
Dikuti dari medicinenet.com, radikal bebas merupakan molekul yang mengandung oksigen dengan jumlah partikel subatom (elektron) bermuatan negatif yang tidak merata. Jumlah yang tidak merata ini membuat sifatnya sangat reaktif. Radikal bebas akan bereaksi dengan oksigen dalam tubuh atau disebut sebagai oksidasi.
Sebenarnya, oksidasi merupakan proses normal yang terjadi dalam tubuh guna melawan patogen dan mengurangi infeksi. Mengutip dari medicalnewstoday.com, radikal bebas merupakan ‘limbah’ hasil produksi sel tubuh untuk memproses makanan dan bereaksi dengan lingkungan. Kadar radikal bebas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyakit sehingga perlu dikeluarkan.
Apabila tubuh tidak mampu memproses radikal bebas secara efisien, dapat mengakibatkan stres oksidatif, sebagaimana dijelaskan dalam healthline.com. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dan antioksidan alami dari tubuh. Proses ini memiliki efek negatif berupa menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Dalam proses ini, tubuh membutuhkan antioksidan dengan jumlah yang tidak sedikit.
Antioksidan berperan dalam menyumbangkan elektron ke radikal bebas agar radikal bebas menjadi stabil dan kurang reaktif. Asupan antioksidan dapat diperoleh dari dalam tubuh yang bernama antioksidan endogen. Di samping itu, antioksidan juga bisa didapat dari luar tubuh, yang disebut sebagai antioksidan eksogen. Antoksidan dapat dijumpai dalam beberapa makanan, terutama buah-buahan, sayuran, dan makanan nabait lainnya.
Melansir dari mayoclinic.com, antioksidan dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu antioksidan yang larut dalam air dan antioksidan yang larut dalam lemak. Antioksidan juga memiliki beberapa bentuk, antara lain vitamin C, vitamin E, flavonoid, karotenoid, lignan, tanin, dan fenol.
Meskipun baik bagi tubuh, tetapi asupan antioksidan yang terlalu banyak dapat menimbulkan ‘paradoks antioksidan’, bahkan menyebabkan kematian. Karena itu, sangat disarankan untuk menghindari konsumsi suplemen yang mengandung antioksidan yang tinggi. Untuk memenuhi asupan antioksidan yang cukup dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran, di samping kebiasaan sehat lainnya.
NAOMY A. NUGRAHENI